Subur Besar Cintanya Teguh Memegang Rahasia Tabah dalam Mengurus Keluarga Jika sudah memasuki usia layak menikah, segeralah mempersiapkan diri, dan mengupayakan calon. Bisa dicari sendiri, meminta bantuan orang tua atau guru ngaji, atau dengan cara lain selama tidak melanggar syariat Islam yang mulia.
Namun, sebelum melangkah, teliti dahulu calon istrimu. Jangan gegabah. Apalagi memutuskan untuk memilih hanya karena lama berpacaran, sementara engkau menemukan banyak hal tak beres dalam diri calon istrimu itu.
Sebagai panduan, berikut ini 9 ciri wanita terbaik yang layak dijadikan istri sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Thusy Rahimahullah.
Ialah wanita yang sehat secara jasmani sehingga mau dan mampu melahirkan anak. Anak merupakan buah hati, penerus estafet dakwah, dan saksi kebaikan, kelak di akhirat. Anak yang shalih juga bisa menjadi investasi abadi yang mampu menarik orang tuanya menuju surga.
Ialah istri yang fokus hanya kepada suaminya. Tidak berpaling. Tidak membandingkan. Tidak melirik kepada laki-laki lain yang lebih kaya, tampan, baik, dan sebagainya. Istri inilah yang membuat suaminya puas dan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan yang terbaik kepadanya sebagai balasan atas kebaikannya.
Bagi istri, suami adalah aurat yang haram ditunjukkan kepada orang lain. Istri yang shalihah akan berupaya sekuat tenaga untuk menjaga semua rahasia terkait suaminya. Baik soal kepribadian yang belum baik, hubungan ‘ranjang’, urusan kantor, persoalan keluarga, dan lain sebagainya.
Wanita shalihah itu tabah dan tahan banting dalam menghadapi segala jenis kesukaran hidup. Ia memahami, hidup bukan hanya soal bunga. Apalagi mereka yang dinikahkan di jalan dakwah. Mereka memahami bahwa tabiat hidup di dunia memang penuh kesukaran, sebab kesenangan abadi hanya ada di surga.
Karenanya, ia akan bersabar dengan sabar terbaik, mencari banyak solusi atas persoalan yang dihadapi, dan berharap agar Allah Ta’ala melimpahkan kemudahan atas setiap kesulitan yang ditemukan. Mereka juga berharap surga sebagai tempat rehat yang sejati, balasan terbaik, dan puncak dari segela kenikmatan sebelum melihat Allah Ta’ala.